RSS

Ramadhan di Jepang

Masjid Tokyo

Ruyat-e-Hilal Committee-Japan mengumumkan bahwa awal Ramadan 1432 H jatuh pada hari Senin, 1 Agustus 2011. Pada saat ini di jepang sedang musim panas (Juni-Agustus) dimana suhu maximum 35oC, dengan kelembapan lebih dari 90%. lamanya waktu berpuasa disana sekitar 14,5 jam. Sebuah tantangan besar bagi kaum muslimin yang menjalankan puasa di negara matahari terbit tersebut dengan cuaca yang panas dan waktu puasa yang panjang. Dibandingkan di Indonesia seperti di jakarta dengan suhu rata-rata 30oC dan lamanya waktu berpuasa kurang lebih 13 jam.

Berikut ini adalah pengalaman mahasiswi indonesia yang kuliah di Jepang yang pernah di shunting di Republika online pada 07 September 2009.

Dari Puasa 14,5 jam Sampai Bergerilya Mencari Tempat Shalat.

Banyak pengalaman yang bisa dipetik dari menjalankan ibadah puasa Ramadhan di negara ateis, seperti Jepang. Dari lama puasa di musim panas yang mencapai 14,5 jam sampai susahnya mencari tempat untuk shalat tarawih berjamaah.

Seperti yang dialami Megasari Pusparini, wanita asal Bantul, Jawa Tengah, yang telah delapan tahun tinggal di negeri matahari terbit itu. Tahun pertama hingga keempat, ia habiskan di sebuah kota kecil di Pulau Kyushu, Beppu. ''Karena waktu itu masih kuliah, saya banyak berkumpul dengan teman-teman kampus saya,'' kata wanita lulusan Ritsumeikan Asia Pacific University (APU) itu.

Ia menjalankan ibadah puasa bersama dengan Muslim dan Muslimah dari berbagai negara, karena di APU terdapat mahasiswa-mahasiswi dari 78 negara di dunia, baik dari Eropa, Amerika, dan Afrika. Mega pun menjalankan puasa dengan gembira.

''Apalagi, teman-teman dari Jepang yang non-Muslim sering ikut dalam acara-acara Ramadhan. Biasanya mereka ingin tahu mengenai kegiatan-kegiatan tersebut,'' katanya.

Seringkali Mega ditanyai oleh teman-teman dari Jepang tentang puasa dan Islam. ''Rasanya senang bisa mengenalkan Islam kepada mereka. Kenapa kita harus shalat, kenapa harus puasa, kenapa dilarang makan babi, kenapa memakai jilbab, dan masih banyak kenapa yang lain lagi,'' ungkapnya.

Meskipun demikian, hambatan yang dijumpai juga tidak ringan. Misalnya, sangat sulit menjumpai tempat untuk shalat tarawih. Oleh karena itu, Mega kini tinggal di Osaka. Di sini, bersama dengan teman-teman komunitas Muslimnya, harus mengadakan shalat tarawih sendiri.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: